Friday, August 26, 2011

Meng-HARGA-i dan Di-HARGA-i

Saya selalu terdiam sejenak saat klien bertanya,
"Fee-nya berapa ya?"

Beragam variabel berseliweran di dalam kepala saya.
Namanya juga jual jasa.

Dari jaman dahulu pun, selalu ada pertimbangan mengapa sesuatu bisa memiliki harga sekian dan mengapa yang ini punya harga sekian. Dalam jual beli jasa, hal ini bisa menjadi rumit.
Tentu saja, 'harga pasar' itu sangat berpengaruh dalam penawaran. Dalam musik, di Eropa hal ini lebih jelas karena semakin tinggi pendidikan musik sang musisi pasti semakin tinggi harganya. Harga pasar penting untuk perbandingan.
Akan tetapi, apakah hanya variabel tersebut yang mempengaruhi harga?

Bila saya membuat sebuah acara dan saya suka seorang penyanyi yang suaranya biasa saja, dan saya mau membayar mahal untuk dia, lalu kenapa?
Bila menurut saya tempat acaranya terlalu jauh dan request lagunya terlalu banyak, lalu saya mau dibayar lebih mahal, lalu kenapa?

Yang saya heran adalah, banyak sesama teman musisi yang bukannya bertanya, "Mengapa ia bisa dibayar lebih mahal?" malah mencibir, mengatakan 'tidak pantas' dibayar sejumlah itu.

Tentu saja dari pertanyaan itu bisa tampil berbagai jawaban, dari yang pantas sampai tidak pantas. Jujur sajalah, kita semua butuh uang. Kita semua mau dibayar mahal.
Kita semua harus sadar; ada orang yang mau membayar mahal untuk kualitas yang baik, dan bila kita menampilkan kualitas yang baik, kita pantas dibayar.
Bisa saja memang sang musisi punya publikasi yang baik. Manager yang baik. Konsep show yang menarik. Kepribadian yang menyenangkan. Kemampuan mengambil hati sang klien.
*note: menipu sebagai lulusan akademi tertentu atau pernah belajar di negara mana nggak dihitung ya, saya nggak ikutkan tukang tipu di sini*

Kenapa sih nggak mau tanya dulu, kenapa bisa dibayar segitu?
Apa yang dia punya yang saya nggak punya?
Karena saat sudah masuk ke industri,
Kesempurnaan musik sudah mutlak, tapi bisnis ya bisnis.

Dan siapa yang sebenarnya bisa menentukan harga? Ya musisinya.
Tentu saja selalu ada orang yang dibayar lebih dari kualitasnya, selalu ada penipu, tapi ada pula orang-orang yang patut dibayar lebih karena kerja kerasnya.
Bila kita mampu meng-HARGA-i pekerjaan kita sendiri, bila kita tahu kita bermain di kelas mana, seberapa kemampuan kita, tidak melulu kita harus menunggu di-HARGA-i orang lain.

*Feeling underpaid now?* :p