Friday, July 13, 2012

Generasi Pesimis

"The ultimate tragedy is not the oppression and cruelty by the bad people but the silence over that by the good people."
Martin Luther King, Jr.

Belum lama ini Pilkada Jakarta berlangsung. Muncul nama2 yang cukup menggemparkan, seperti kandidat yang terlihat sederhana namun sepak terjangnya di kota lain cukup signifikan, dan munculnya kandidat2 independen non-partisan. Menarik. Saya sendiri menjatuhkan pilihan dengan berbagai alasan.

Tapi bukan itu yang ingin saya bahas hari ini.
Garis bawahnya adalah: saya memilih.

Sejujurnya saya tidak setuju pada tindakan golput. Ya, memang memilih adalah soal hak, bukan kewajiban. Kita berhak memberikan suara, tapi tidak harus. Namun mendengar alasan2nya, tidak semua masuk akal. Yang paling menyebalkan adalah alasan 'percuma'. Percuma, siapapun yang memimpin, Jakarta sudah amburadul.

COME ON, PEOPLE!
Inikah cerminan generasi yang akan meneruskan bangsa ini? Generasi pesimis?

Bukan cuma soal Pilkada. Sering sekali saya mendengar orang mengatakan kata 'percuma' saat membahas soal negara Indonesia ini. Dan ini fakta yang menyedihkan, karena bangsa ini mulai kehilangan harapan. Yng lebih menyedihkan, bukannya mencari harapan, kita memilih untuk diam. Toh percuma.

Tidak mau bayar pajak; percuma, toh uangnya akan dikorupsi juga.
Tidak mau memilih; percuma, toh siapapun yang memimpin Jakarta sudah berantakan.
Bahkan tidak mau buang sampah pada tempatnya, karena percuma, toh Jakarta akan tetap kotor juga...

Sebegitu rendahnya-kah Anda menilai diri Anda sendiri untuk melakukan perubahan? Dan bayangkan, sekian juta manusia yang berpikir serupa. Tak heran perubahan jauh dari jangkauan. Selalu memandang dan menyalahkan yang di atas. Kalau berbuat salah, menjadikan kesalahan atasan sebagai dalih. Kok saya disalahin, itu pejabat aja lebih salah ga ditangkep?! Heh, urusan dia itu. Anda kenapa ikut2an? Dosa kok cari temen. Karena banyak yang melakukan, jadi saya juga boleh, gitu? Kalo satu negara bunuh2an, saya jadi boleh membunuh juga, gitu? Salah ya tetap salah. Ilegal ya ilegal. Dosa ya dosa. Bukan karena rame2 dosanya jadi patungan...ilmu macam apa lagi itu...

Huh. Jadi marah2 ga ada juntrungan.

Intinya begini; kita semua mampu, berdaya untuk melakukan perubahan dari hal yang paling kecil. Dan bila memang tidak mampu melakukan apa2 dalam hidup ini, toh Anda tidak perlu menyebarkan sikap pesimis Anda terhadap semua orang. Sebuah negara yang hancur lebur karena perang atau bencana bisa bangkit lagi karena ada harapan. Ada semangat untuk maju, dan percaya bahwa mereka bisa maju. Bukan bersungut2 meratapi apa yang hilang dan tidak bisa diambil kembali, atau memberikan judgement bahwa sudah tidak ada harapan lagi.

Membangun dan membenahi Jakarta apalagi Indonesia jelas bukan hal mudah.

But hard is not impossible.
Call me naive and a hopeless romantic, but;
There is always hope, and there is always something we can do about it.