Friday, August 17, 2012

Religius?

Entahlah bagaimana saya mencitrakan diri saya sendiri ini dalam kehidupan sehari-hari.
Saya tidak berusaha membuat suatu gambaran yang ideal agar menarik di mata orang lain, karena toh dengan menjadi apa adanya, saya memiliki keluarga, rekan kerja, dan sahabat-sahabat yang luar biasa.

Namun mengenai citra saya di mata orang, mulai menggelitik saat saya memutuskan untuk mengikuti sebuah kegiatan rohani bulan depan. 

TIDAK ADA YANG PERCAYA. :))

Saya sama sekali tidak tersinggung.
Menurut saya, semua orang berhak memiliki pendapat mengenai kehidupan religius saya. Saya sendiri pun menolak untuk menggembor-gemborkan hubungan saya yang sangat personal kepada Tuhan.

Saya hanya bertanya-tanya, apakah untuk menilai seseorang religius atau beriman, harus dilihat dari berapa kali ia pergi ke tempat ibadah? Haruskah saat kita beribadah, kita mengatakannya pada semua orang, atau minimal orang terdekat? Haruskah kita selalu berbagi pandangan iman kita dengan mengutip berbagai ayat dan menyebut nama-nama Nabi? Haruskah kita menyebutkan dalam berbagai jejaring sosial kegiatan kepemudaan atau perkumpulan doa yang kita ikuti? Haruskah kita begitu aktifnya dalam organisasi keagamaan untuk menandakan kedekatan kita dengan Tuhan?

Saya memahami kebanggaan yang muncul atas dasar sukacita dalam beriman. Mengapa tidak bersukacita, bila hidup dan hati Anda dipenuhi berkat?

Namun apakah itu satu-satunya cara untuk menjadi religius?

Saya hanya berpikir, bahwa religiositas itu sifatnya sesungguhnya universal. Ada nilai-nilai kebenaran yang tidak harus diklaim dengan cara-cara tertentu, dan bila ada yang melakukannya dengan cara yang lain dengan Anda, apakah otomatis menjadi salah?

Entahlah.
Saya hanya merasa, agama mungkin sifatnya komunal, tapi hubungan manusia dengan Tuhan pada dasarnya personal.

Dan tidak semua orang harus sependapat dengan saya. :)

0 comments:

Post a Comment