Thursday, June 17, 2010

Oh really, Ms.Goeslaw, you think GITA GUTTAWA is an OPERA SINGER?

Beberapa saat yang lalu saya mendapat kabar bahwa Melly Goeslaw, tokoh yang pasti banyak didengar oleh masyarakat, mengatakan bahwa penyanyi opera terbaik di Indonesia adalah Gita Guttawa.

Semoga kabar ini tidak benar (semoga! benar2 berharap ini bohong!!!)! Karena Gita Gutawa bukan penyanyi klasik, apalagi opera. Dia tidak menyanyikan lagu2 klasik, melainkan lagu pop dengan sentuhan orkestrasi. Hal ini juga dikonfirmasi ayahnya sendiri, Bapak Erwin Guttawa, yang mengatakan bahwa anaknya adalah penyanyi pop, bukan klasik. Kemudian, Gita Guttawa tidak pernah memainkan opera klasik. Sama sekali. Sehingga tidak mungkin itu menjadi profesinya, bukan?

Saya sama sekali tidak mempersalahkan Gita Guttawa. Tapi saya hanya ingin menjelaskan kenapa banyak orang yang sedang bergelut di dalam dunia musik klasik sering memendam kekesalan terhadap komunitas pop. Hal yang paling menyebalkan untuk saya pribadi adalah, banyak orang yang SOK TAHU.

Tentu saja tidak bisa kita menyalahkan pendidikan musik klasik pada publik, karena toh itu bukan budaya kita. Tapi kalau memang tidak tahu, kenapa bukan cari tahu, tapi malah bersikap sok tahu? Melly Goeslaw, contohnya, adalah tokoh pop yang cukup dihormati, sehingga pasti dia didengar banyak orang yang tidak mau memproses informasi tersebut namun percaya mentah2. Maka akan muncul anggapan di media dan masyarakat, bahwa Gita Guttawa adalah role model dan diva tingkat tertinggi opera di Indonesia. MENGERIKAN!

Sudah terlalu banyak 'salah kaprah' gambaran dunia musik klasik yang terpapar pada publik. Suara yang tinggi, dianggap klasik. Suara yang tebal dan sedikit bulat, dianggap klasik. Bila iringannya memakai orkestra, menjadi klasik. Dan karena banyak orang yang merasa tidak cukup pintar untuk mencari sendiri, banyak orang yang langsung percaya. Saya bukan siapa-siapa dalam dunia musik klasik, sehingga saya juga tidak akan lancang memberikan pengertian apa itu musik klasik. Tapi saya mencari. Dan saya ingin mengajak teman-teman untuk ikut memahaminya lewat cara yang benar. Bukan mengidolakan tokoh-tokoh yang tidak tepat. Tidak tertipu pernyataan dan standar yang sesat. Karena pembodohan masyarakat secara luas sedang terjadi. Bayangkan betapa sedihnya, bila misalnya Anda adalah guru besar matematika, Doktor lulusan luar negeri, seorang ahli yang bekerja keras, lalu tiba-tiba seseorang melakukan perkalian, 10 x 10 = 100, dan si pembawa acara mengatakan, "Hebat sekali! Inilah ahli matematika terbesar di Indonesia!" Bayangkan kerusakan standar besar-besaran yang diakibatkan kebodohan si pembawa acara!

Ide yang ingin saya masukkan dalam kepala para petinggi musik pop itu adalah; pernyataan2 semacam ini menyakitkan banyak orang dalam komunitas musik klasik. Ini bisa dibilang fitnah. Sementara Indonesia memiliki begitu banyak musisi klasik yang luar biasa dan berkiprah dalam musik klasik nasional hingga internasional, namun nama mereka ditenggelamkan begitu saja hanya karena pernyataan dangkal yang tidak berdasar dari seorang selebritis.

Kita patut prihatin.
Dan para selebritis itu patut merenung.

0 comments:

Post a Comment